BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Serviks uteri adalah penghalang penting bagi masuknya kuman-kuman kedalam genitalia interna, dalam hubungan ini seorang nullipara dalam keadaan normal kanalis servikalis bebas kuman. Pada multipara dengan ostium uteri eksternum sudah lebih terbuka, batas keatas dari daerah bebas kuman ialah ostium uteri internum sehingga lebih rentan terjadinya infeksi oleh berbagai kuman yang masuk dari luar ataupun oleh kuman endogen itu sendiri. Jika serviks sudah terinfeksi maka akan mempermudah pula tetjadinya infeksi pada alat genitalia yang lebih tinggi lagi seperti, uterus, tuba atau bahkan sampai ke ovarium dan karena itu fungsi genitalia sebagai alat reproduksi bisa terganggu atau bahkan tidak bisa difungsikan.
Oleh karena itu, penulis menyusun makalah ini dengan harapan dapat menjelaskan berbagai hal mengenai servicitis sehingga pada akhirnya pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang penyakit ini.
B. Tujuan Selain demi memenuhi tugas mata kuliah gynekologi, makalah ini penulis susun dengan tujuan agar :
- Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang definisi servicitis
- Mahasiswa dapat mengerti tentang etiologi servicitis
- Mahasiswa dapat mengerti tentang patofisiologis servicitis
- Mahasiswa dapat mengetahui gejala klinis servicitis
- Mahasiswa dapat mengetahui penegakan diagnose servicitis
- Mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaan servicitis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Cervicitis ialah radang dari selaput lendir canalis cervicalis. Karena epitel selaput lendir cervicalis hanya terdiri dari satu lapisan sel silindris maka mudah terkena infeksi dibandingkan dengan selaput lendir vagina.
(gynekologi . FK UNPAD, 1998 )
Walaupun begitu canalis cervicalis terlindung dari infeksi oleh adanya lendir yang kental yang merupakan barier terhadap kuman-kuman yang ada didalam vagina. Terjadinya cervicitis dipermudah oleh adanya robekan serviks, terutama yang menimbulkan ectropion.
B. Etiologi
Cervicitis disebabkan oleh kuman-kuman seperti : trikomonas vaginalis, kandida dan mikoplasma atau mikroorganisme aerob dan anaerob endogen vagina seperti streptococcus, enterococus, e.coli, dan stapilococus . kuman-kuman ini menyebabkan deskuamasi pada epitel gepeng dan perubahan inflamasi kromik dalam jaringan serviks yang mengalami trauma.
Dapat juga disebabkan oleh robekan serviks terutama yang menyebabkan ectropion, alat-alat atau alat kontrasepsi, tindakan intrauterine seprti dilatasi, dan lain-lain.
C. Patofisiologis
Cerviks uteri adalah penghalang penting bagi masuknya kuman-kuman kedalam genetalia interna. Dalam hubungan ini pada seorang mulipara dalam keadaan normal canalis servicalis bebas kuman pada seorang multipara dengan ostium uteri eksternum sudah lebih terbuka, batas ke atas dari daerah bebas kuman ialah ostium uteri internum.
Radang pada services uteri bisa terdapat pada portio uteri eksternum dan pada endoservics uteri.
D. Gejala klinis
- Fluor hebat biasanya kental atau purulen dan kadang-kadang berbau.
- Sering menimbulkan erosio (erythropaki) pada portio, yang nampak sebagai daerah yang merah menyala.
- Pada pemeriksaan in speculo kadang-kadang dapat dilihat fluor yang purulen keluar dari canalis cervicalis. Kalau portio normal, tidak ada ectropion, maka harus diingat kemungkinan gonorrhoe.
- Sekunder dapat terjadi kolpitis dan vulvitis.
- Pada cervicitis yang kronis kadang-kadang dapat dilihat bintik putih dalam daerah selaput lendir yang merah, karena infeksi. Bintik-bintik ini disebut ovula Nabothii dan disebabkan olehretensi kelenjar-kelenjar serviks, kerena saluran keluarnya tertutup oleh pengisutan dari luka serviks atau karena radang.
E. Klasifikasi Cervicitis
Cervicitis dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Cervicitis Akut
Cervicities akut ialah infeksi yang diawali di endocerviks dan ditemukan pada gonorrhoe, dan pada infeksi post-abortum atau post-partum yang disebabkan oleh Streptoccocus, Stafilococcus, dan lain-lain. Dalam hal ini, serviks memerah dan bengkak dengan mengeluarkan cairan mukopurulent.
Akan tetapi, gejala-gejala pada serviks biasanya tidak seberapa tampak di tengah gejala-gejala lain dari infeksi yang bersangkutan.
Pengobatan dilakukan dalam rangka pengobatan infeksi tersebut. Penyakitnya dapat sembuh tanpa bekas atau menjadi cervicitis kronis.
Cervicitis akut sering terjadi dan dicirikan dengan eritema, pembengkakan, sebukan neutrofil, dan ulserasi epitel fokal. Endocerviks lebih sering terserang dibandingkan ektocerviks.
Cervicitis akut biasanya merupakan infeksi yang ditularkan secara seksual, umumnya oleh Gonoccocus, Chlamydia trachomatis, Candida albicans, Trichomonas vaginalis, dan Herpes simpleks. Agen yang ditularkan secara non-seksual, seperti E. Coli dan Stafilococcus dapat pula diisolasi dari cerviks yang meradang akut, tetapi perannya tidak jelas. Cervicitis akut juga terjadi setelah melahirkan dan pembedahan.
Secara klinis, terdapat secret vagina purulen dan rasa nyeri. Beratnya gejala tidak terkait erat dengan derajat peradangan.
2. Cervicitis Kronis
Patologis Cervicitis Kronis
Penyakit ini dijumpai pada sebagian besar wanita yang pernah melahirkan dengan luka-luka kecil atau besra pada cerviks karena partus atau abortus memudahkan masuknya kuman-kuman kedalam endocerviks dan kelenjar-kelenjarnya, lalu menyebabkan infeksi menahun.
Beberapa gambaran patologis dapat ditemukan :
a. Cerviks kelihatan normal, hanya pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan infiltrasi endokopik dalam stroma endocerviks. Cervicitis ini tidak menimbulkan gejala, kecuali pengeluaran sekret yang agak putih kekuningan.
b. Disini pada portio uteri sekitar ostium uteri eksternum tampak daerah kemerah-merahan yang tidak terpisah secara jelas dan epitel portio disekitarnya, sekret dikeluarkan terdiri atas mukus bercampur nanah.
c. Sobekan pada cerviks uteri disini lebih luas dan mucosa endocerviks lebih kelihatan dari luar (eksotropion). Mukosa dalam keadaan demikian itu mudah kena infeksi dari vagina, karena radang menahun, cerviks bisa menjadi hipertropis dan mengeras : sekret bertambah banyak.
Penyebab Cervicitis Kronis
a. Gonorhoe, sediaan harus dari flour cerviks, terutama yang purulen.
b. Sekunder terhadap kolpitis.
c. Tindakan intrauteri dilatasi dll.
d. Alat-alat atau obat kontrasepsi.
e. Robekan cerviks terutama yang menyebabkan extropin.
Gejala Cervicitis Kronis
a. Flour hebat biasanya kental atau purulen dan kadang-kadang berbau.
b. Sering menimbulkan erosi pada potio yang tampak sebagian daerah yang merah menyala.
c. Pada pemeriksaan inspekulo kadang-kadang dapat dilihat flour yang purulen keluar dari kanalis cervicalis. Kalau portio normal, tidak ada ektripion maka harus diingat gonorhoe.
d. Sekunder dapat terjadi kolpitis dan vulvitis.
e. Pada cervicitisyang kronis kadang-kadang dapat dilihal bintik-bintik ini disebut ovula nabothii dan disebabkan oleh retensi kelenjar-kelenjar cerviks karena saluran keluarnya tertutup oleh pengisutan dari luka cerviks atau karena radang.
Terapi
a. Antibiotika terurama kalau dapat ditemukan gonococus dalam sekret.
b. Kalau cerviks tidak spesifik didapat diobati dalam argentetas netrta 10% atau Albotyl yang menyebabkan dengan epitel slindris dengan harapan bahwa kemudian diganti dan epitel gepeng berlapis banyak.
c. Kauterisasi-radial dengan termokauter, atau dengan krioterapi. Sesudah kauterisasi terjadi nekrosis, jaringan yang meradang terlepas dalam kira-kira 2 minggu dan diganti lambatlaun oleh jaringan yang sehat. Jika radang menahun mencapai endocerviks jauh kedalam kanalis crevikalis, perlu dilakukan konisasi dengan mengangkat sebagian besar mukosa endocerviks. Jika sobekan dan infeksi sangat luas, perlu dilakukan amputasi cerviks.
F. Penatalaksanaan - Antibiotika terutama kalau dapat diketemukan gonococcus dalam secret.
- Kalau servicitis tidak spesifik dapat diobati dengan rendaman dalam AgNO3 10% dan irigasi.
- Servicitis yang tak mau sembuh ditolong operatif dengan melakukan konisasi. Kalau sebabnya ectropion dapat dilakukan plastic atau amputasi
- Erosio dapat disembuhkan dengan obat keras seperti AgNO3 10 % atau albothyl yang menyebabkan nekrose epitel silindris dengan harapan bahwa kemudian diganti dengan epitel gepeng berlapis banyak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan- Servicitis adalah radang dari selaput lendir canalis cervicalis. Karena epitel selaput lendir cervicalis hanya terdiri dari satu lapisan sel silindris maka mudah terkena infeksi dibandingkan dengan selaput lendir vagina
- Sebab-sebab servicitis: Gonorroe : sediaan hapus dari fluor cerviks terutama purulen, sekunder terhadap kolpitis, tindakan intra : dilatasi dll, alat-alat atau obat kontrasepsi, robekan serviks terutama yang menyebabkan ectropion.
- Servicitis dibagi menjadi 2 yaitu: servicitis akut dan kronis.
- Sebagai pencegahan terkena penyakit servicitis dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan alat genitalia, dengan cara membasuh genetalia dengan sabun dan air dari satu arah yaitu dari depan kebelakang agar bakteri yang ada di anus tidak masuk pada daerah genetalia.
- Tidak bergonta-ganti pasangan dalam berhubungan seks
DAFTAR PUSTAKA
· Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo.
· Sarwono. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo.
· Universitas Padjadjaran Bandung. 1981. Ginekologi. Bandung: Elstar Offset.