A. Pengertian
Vaksin adalah suatu produk biologik yang terbuat dari kuman, komponen kuman atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan dan berguna untuk merangsang kekebalan tubuh seseorang
(Depkes. 2005 :2)
Vaksin ialah suspensi mikroorganisme yang telah dilemahkan atau dimatikan atau antigen mikroorganisme yang diberikan untuk mencegah atau mengatasi penyakit infeksi.
(William Scwart,. 2002 : 116)
Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh manusia. Vaksin adalah kuman atau racun kuman yang dimasukkan ke tubuh bayi atau anak yang disebut antigen. Bila ada antigen yang masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan berusaha menolaknya dengan membuat zat anti body dan zat anti terhadap kuman yang disebut anti toksin.
(William Scwarti,2002 :114)
B. Tujuan Imunisasi
1. Untuk mencegah terjadinya infeksi tertentu
2. Apabila terjadi penyakit maka tidak terlalu parah dan dapat mencegah gejala yang dapat menimbulkan cacat/kematian
Sasaran Imunisasi :
- Bayi umur 0-11 bulan
- Balita umur 12-60 bulan
(Depkes.2006 : 1)
C. Macam Imunisasi
a. Imunisasi Aktif
Pemberian satu atau lebih antigen agen yang infeksius pada seorang individu untuk merangsang sistem imun untuk memproduksi antibodi yang akan mencegah infeksi. Antibodi dapat timbul secara alami, tetapi paling sering sengaja diberikan. Antibodi dapat memberi perlindungan seumur hidup atau perlindungan untuk sementara waktu. Beberapa vaksin perlu diulangi pemberiannya pada interval tertentu.
b. Imunisasi Pasif
Imunisasi pasif terjadi melalui pemindahan antibody transplasenta pada janin, yang memberikan proteksi terhadap beberapa penyakit selama 3-6 bulan pertama kehidupan, dan injeksi globulin imun untuk tujuan pencegahan infeksi.
( Nelson.2002: 1248)
D. Sifat Vaksin
Sifat vaksin dapat digolongkan berdasarkan kepekaan/sensitifitasnya terhadap suhu, yaitu:
1 Vaksin yang sensitif terhadap beku ( Freeze Sensitive=FS) yaitu: golongan vaksin yang akan rusakbila terpapar/ terkena dengan suhu dingin atau suhu pembekuan. Jenis vaksin yang sensitif beku adalah: hepatitis B, DPT-HB, DPT, DT dan TT
2 Vaksin yang sensitif terhadap panas ( Heat Sensitive=HS), yaitu golongan vaksin yang akan rusak bila terpapar/terkena suhu panas yang berlebihan. Jenis vaksin yang sensitif terhadap panas tersebut adalah: polio, BCG, dan campak
E. Hal Yang Harus Diperhatikan Saat Pemberian Vaksin
1. Bayi dan anak sehat
2. Vaksin harus baik, disimpan dalam lemari es sesuai suhu yang direkomendasikan, belum lewat masa berlakunya
3. Mengetahui teknik pemberian imunisasi dengan tepat
4. Mengetahui jadwal imunisasi yang pernah diperoleh sebelumnya sesuai umur dan jenis vaksin
5. Meneliti jenis vaksin yang akan diberikan
6. Memperhatikan dosis yang akan diberikan
(William Scwart.2005 : 103)
F. Cara Penyimpanan Vaksin
a. Semua vaksin disimpan pada suhu + 2oC - + 8oC
b. Bagian bawah lemari es diletakkan kotak dingin cair (cool pack) sebagai penahan dingin dan kestabilan vaksin
c. Penempatan vaksin HS (BCG, Campak, Polio) diletakkan dekat evaporator.
d. Penempatan vaksin FS (DPT, TT, DT, Hept.B, DPT/HB) diletakkan lebih jauh dari evaporator
e. Beri jarak antara kotak vaksin minimal 1-2 cm atau satu jari tengah, agar terjadi sirkulasi udara yang baik
f. Letakkan 1 buah termometer muller dibagian tengah lemari es dan letakkan 1 buah freeze tag diantara vaksin hepatitis B atau DPT
g. Vaksin selalu disimpan dalam kotak kemasan agar tidak terkena sinar ultra violet
h. Pelarut vaksin Campak dan BCG disimpan pada suhu kamar, pelarut tidak boleh beku
G. Cara-cara Untuk Meningkatkan Keamanan Suntikan
a. Bundling, adalah suatu kondisi dimana :
- Vaksin dengan mutu terjamin
- Alat suntik auto-disable (AD)
- Kotak pengaman limbah alat suntik
b. Siapkan daerah tempat suntikan dengan tepat dan bersih dimana darah dan cairan tubuh tidak mungkin keluar. Segera siapkan vaksin waktu akan memberikan suntikan, jangan siapkan beberapa semprit vaksin terlebih dahulu sebelum sasaran siap
c. Jangan biarkan jarumterpasang di bagian palingatas tutup botol vaksin
d. Ikuti petunjuk khusus tenteng penggunaan, penyimpanan dan penanganan vaksin
e. Ikuti prosedur yang aman untuk mencampur vaksin
1. Pastikan anda memiliki pelarut yang tepat untuk setiap vaksin beku kering, periksa apakah pelarut dan vaksin diproduksi oleh pabrik yang sama
2. Bila mencampur vaksin dengan pelarut, baik vaksin kering dan pelarut harus berada pada suhu yang sama.
3. Gunakan satu semprit dan jarum untuk mencampur vaksin
4. Semua vaksin yang telah dicampur dengan pelarut harus dibuang pada akhir pelayanan atau setelah 6 jam
f. Gunakan semprit da jarum baru untuk setiap anak
1. Gunakan semprit dan jarum AD yang baru dan berkualitas
2. Periksa pembungkus dengan hati-hati. Buang jarum atau semprit jika terjadi kebocoran, sobek atau kerusakan pada pembungkus
3. Jangan sentuh bagian apapun dari jarum. Buang jarum yang telah tersentuh oleh permukaan yang tidak steril
g. Pegang anak erat-erat. Antisipasi jika terjadi gerakan mendadak selama dan setelah penyuntikan
H. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
1. Difteri
Adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Penyebarannya adalah melalui kontak fisik dan pernafasan. Gejala awal penyakit adalah radang tenggorokan, hilang nafsu makan dan demama ringan. Dalam 2-3 hari timbul selaput putih kebiru-biruan pada tenggorokan dan tonsil. Difteri dapat menimbulkan komplikasi berupa gangguan pernafasan yang berakibat kematian.
2. Pertusis
Disebut juga batuk rejan atau batuk 100 hari adalah penyakit pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella Pertusis. Penyebaran pertusis adalah melalui tetesan-tetesan kecil yang keluar dari batuk dan bersin. Gejala penyakit adalah pilek, mata merah, bersin, demam dan batuk ringan yang lama-kelamaan batuk menjadi parah dan menimbulkan batuk menggigil yang cepat dan keras.
3. Tetanus
Adalah penyakit yang disebabkan oleh Clostridium Tetani yang menghasilkan neuro toksin. Penyakit ini tidak menyebar dari orang ke orang, tetapi melalui kotoran yang masukke dalam luka yang dalam. Gejala awal penyakit adalah kaku otot pada rahang, disertai kaku pada leher, kesulitan menelan dan tubuh menjadi kaku
4. Tuberculosis
Adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosa. Penyakit ini menyebar melalui pernafasan lewat bersin atau batuk. Gejala awal penyakit adalah lemah badan, penurunan berat badan, demama dan keluar keringat pada malam hari. Gejala selanjutnya adalah batuk terus-menerus, nyeri dada dan (mungkin) batuk darah.
5. Campak
Adalah penyakit yang disebabkanoleh virus measles. Disebarkan melalui droplet bersin atau batuk dari penderita. Gejala awal penyakit adalah demam, bercak kemerahan, batuk, pilek, conjungtivitis. Selanjutnya ruam pada muka dan leher, kemudian menyebar ke tubuh dan tangan serta kaki
6. Poliomyelitis
Adalah penyakit pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh satu dari tiga virus yang berhubungan yaitu virus polio type 1, 2, atau 3. secara klinis penyakit polio adalah anak dibawah umur 15 tahun yang menderita lumpuh layu akut. Penyebaran penyakit adalah melalui kotoran manusia yang terkontaminasi. Kelumpuhan dimulai dengan gejala demam, nyeri otot dan kelumpuhan terjadi padaminggu pertama sakit. Kematian bisa terjadi jika otot pernafasan terinfeksi dan tidak segera di tangani.
7. Hepatitis B
Adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang merusak hati. Penyebaran penyakit terutama melalui suntikan yang tidak aman, dari ibu ke bayi selama proses persalinan, mela;lui hubungan seksual. Infeksi pada anak biasanya tidak menimbulkan gejala. Gejala yang ada adalah merasa lemah, gangguan perut dan gejala lain seperti flu. Urine mejadi kuning, kotoran menjadi pucat. Warna kuning bisa terlihat pula pada mata ataupun kulit
( Depkes. 2005:5)
.
Hepatitis B
Indikasi : untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi
Cara Pemberian dan Dosis:
1. Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen
2. Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1 (buah) HB PID, pemberian suntikan secara intra muskular, sebaiknya pada anterolateral paha
3. Pemberian sebanyak 3 dosis
4. Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis berikutmya dengan interval minimum 4 minggu (1 bulan)
Untuk Hepatitis B Vial:
5. Di unit pelayanan statis, vaksin hepatitis vial yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu, dengan ketentuan:
- Vaksin belum kadaluarsa
- Vaksin disimpan dalam suhu 2oC-8oC
- Tidak pernah terendam air
- Sterilitasnya terjaga
6. Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya.
Efek Samping:
Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setalah 2 hari.
Kontraindikasi:
Hipersensitif terhadp komponen vaksin. Sama halnya seperti vaksin-vaksin lain, vaksin ini tidak boleh diberikan kepada penderita infeksi berat yang disertai kejang.
(Depkes. 2005:9)
0 komentar:
Posting Komentar